Jakarta – Memasuki tahun kedua operasionalnya, LRT Jabodebek terus meningkatkan kualitas layanan dengan mengedepankan aspek keselamatan, keandalan, dan kenyamanan bagi para pengguna. Salah satu pilar utama dalam sistem operasional moda transportasi ini adalah teknologi persinyalan otomatis berbasis Communication-Based Train Control (CBTC).
Berbeda dengan kereta konvensional, LRT Jabodebek mengusung sistem moving block dengan Grade of Automation (GoA) Level 3. Sistem ini memungkinkan penyesuaian jarak antar kereta secara dinamis berdasarkan posisi aktual masing-masing kereta, sehingga jarak antarkereta (headway) bisa lebih singkat dan frekuensi perjalanan meningkat.
"Kereta dijalankan secara otomatis tanpa masinis, namun tetap diawasi langsung oleh Train Attendant untuk memastikan respons cepat terhadap situasi darurat serta memberikan layanan kepada penumpang," jelas Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, Rabu (6/8/2025).
Melalui komunikasi dua arah secara real-time dengan Operation Control Center (OCC), sistem ini dapat mengontrol pergerakan kereta secara akurat. Dilengkapi fitur Automatic Train Protection (ATP), pengereman dan pengendalian kecepatan menjadi lebih presisi. Selain itu, sistem interlocking turut menjamin tidak adanya konflik rute yang bisa berujung pada kecelakaan.
Manfaat teknologi ini dirasakan langsung oleh masyarakat, yaitu:
1.Tingkat keselamatan yang lebih tinggi
2.Waktu tempuh dan tunggu yang lebih singkat
3.Kapasitas angkut meningkat
4.Perjalanan lebih nyaman berkat akselerasi dan pengereman yang halus
Seluruh operasional dipantau selama 24 jam penuh oleh pusat kendali. Bila terjadi gangguan, sistem dapat melakukan pemulihan otomatis, dan Train Attendant bisa mengambil alih secara manual di bawah pengawasan OCC.
LRT Jabodebek juga menyiagakan tim teknis di lokasi strategis dan rutin menjalankan pemeliharaan berkala sesuai standar Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Perawatan mencakup jalur rel, sinyal, perangkat telekomunikasi, sistem onboard hingga pusat kendali.
“Bagi kami, teknologi bukan sekadar alat bantu, tetapi penjaga keselamatan dan pengalaman perjalanan masyarakat setiap hari,” tutup Purnomosidi.